INVOVASI DAERAHKU, KAMPOENG BATJA UPAYA MENINGKATAN INTELEKTUALITAS BANGSA
Saya
agak terkejut ketika beberapa bulan yang lalu mengunjungi sebuah kampung di
Kabupaten Jember. Tepatnya saat saya bersama teman - teman Pelajar Islam
Indonesia (PII) Kabupaten Jember sedang carefreeday dan diskusi santai di Alun
- alun. Lalu, ada salah seorang dari mereka mengajak berkunjung ke Kampoeng Batja
karena alasan tempat yang sepi dan cocok untuk diskusi. Selain karena memang
saya mempunyai hobby membaca tetapi rasa penasaran keberadaan Kampoeng Batja
tersebut, akhirnya saya menyetujui usulnya.
Kalau
mengunjungi kampung ini maka akan terheran, di kampung ada lokasi seperti
ini. Lokasinya yang tersembunyi di belakang gang, membuat tempat ini tidak diketahui banyak orang, bahkan orang kampung tersebut. Kampoeng Batja
adalah sebuah taman baca yang dirancang sebagai
kebun dengan fasilitas belajar berupa perpustakaan, kebun, dan tempat bermain
memang asri. Di atas lahan seluas 450 meter persegi berdiri bangunan
perpustakaan kecil, gazebo, pojok baca, kandang kelinci.
Ada beberapa jenis pepohonan yang ditanam disini diantaranya, Jati emas, mangga, nangka,
mundu (yellow mangoesteen), kesemek, tin, cynamon, kemundung, aren, sawo kecik,
jeruk bali, kersen, durian. Kampung ini terletak
2, 5 km dari pusat Kota Jember. Tepatnya di kampung
Kreongan, Jember Lor, Jalan Nusa
Indah 6 No. 7,
Sejarah
tercetus berdirinya Kampoeng Batja ini dimulai pada tahun 1983. Pak Iman Suligi menyewakan komik Tin-Tin dan
buku-buku cerita yang dimiliki anaknya di teras rumahnya. Semakin hari banyak
yang berminat meminjam komik dan buku cerita yang beliau sewakan. Akhirnya pada
tahun itu terbentuklah “Taman Baca Tin-Tin, Penyewaan Komik dan Buku Cerita.” Tiga
tahun kemudian, pada tahun 1986 Taman Baca Tin-Tin berganti nama menjadi
“Yayasan Indonesia Membaca”. Selanjutnya pada tahun 1989 berganti nama menjadi
“Perpustakaan Keliling Jome Comics.” Saat itu Pak Iman menjajakan komik dan
buku-buku cerita di perumahan yang ada di sekita Jember. Semakin hari peminat
komik dan buku cerita semakin banyak dan juga koleksi buku Pak Iman semakin
banyak, maka tidak muat lagi untuk dijajakan menggunakan sepeda motor. Akhirnya
didirikanlah “Perpustakaan Penabur Hikmah” pada 7 Maret 2000. Pasang surut
mendirikan perpustakaan pribadi yang bisa dinikmati khalayak akhirnya resmi
dibuka pada 7 Maret 2009 dengan nama “Kampoeng Batja”. Ide awal pendirian
Kampoeng Batja dari keprihatinan melihat semakin minimnya minat baca di
kalangan anak. Serta masih tingginya angka buta aksara di Kabupaten Jember.
Dalam perkembangannya,
Kampoeng Batja ini tidak hanya sebagai taman baca, namun Di
Kampoeng Batja juga diadakan pelatihan pendidikan seni rupa juga seperti
keterampilan melipat, melukis dan lain-lain yang ditangani langsung oleh Gigih
Rachwartini, seorang mantan guru seni rupa ini mendedikasikan hidupnya untuk
dunia pendidikan, terutamanya perkembangan pendidikan anak-anak. Selain itu ada
bermacam kegiatan rutin diadakan di sana, seperti wisata literasi, kampung baca
on air, festival, poetry postcard, dan memanah.
Kabar baik, Taman
Baca ini diharapkan nantinya menjadi sebuah pusat media belajar. Museum mini
yang menyajikan berbagai budaya tradisional yang nyaris terlupakan, semacam
berbagai jenis kemasan, alat-alat rumah tangga, serta replika budaya agraris maupun
seni tradisional. Wahana menggali wawasan melalui koleksi buku di perpustakaan mini.
Tanpa dipungkiri bahwa minat membaca dan
belajar bangsa Indonesia sangatlah menurun jika dibandingkan dengan negara
lain. Bangsa Indonesia terlampau sangat jauh. Untuk itu, maka diperlukan
penanaman sebuah kesadaran akan minat membaca dan belajar. Inovasi daerah berupa kampoeng batja sebagaimana yang ada di Kabupaten Jember ini, jika
di kembangkan di berbagai daerah di Indonesia, tentu akan meningkatkan
intelektualitas bangsa Indonesia. Konsep kampung perpaduan arena belajar, bermain, dan pemandangan yang asri akan membuat nyaman anak - anak untuk belajar. Tentunya anak - anak ini akan menjadi generasi penerus untuk Indonesia.
Sumber gambar: http://www.kompasiana.com/kedasih/kampoeng-batja-sebuah-oasis-di-tengah-kota_55288e2e6ea8349b178b45b4
Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku
Komentar
Posting Komentar