Untukmu Tuan Yang Belum Bernama



Seketika jemariku mulai menari-nari di atas keyboard putih
Ia ingin memutahkan  apa saja yang ada di  dalam otak
Dia mencoba toleransi untuk sepotong hati yang telah patah
Yang telah babak belur menerima takdirNya
Takdir yang tak berpihak
Mungkin DIA telah menyiapkan takdir yang lebih indah

Aku tak memiliki hati  setegar Siti Fatimah
Aku hanyalah seorang perempuan biasa
Yang memiliki segudang kekurangan
 Namun aku berusaha memperbaiki diri
Agar pantas menjadi teman hidupmu
Dan  engkau tak menyesal telah menjatuhkan pilihan kepadaku

Sungguh aku malu
Harapan yang tak pasti tuk menjadi kenyataan
Berharap engkau menemukanku di suatu titik masa depan
Menemukanku yang mencoba untuk merayap lalu berdiri tegak
Membangun bangunan baru dan mengalpakan yang telah rapuh
Agar aku pantas menjadi pemilik sepotong hatimu

Duhai Tuan yang belum bernama,
Izinkan aku menjadi bidadari dunia dan surgamu


Surabaya, 17 Mei 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua menjadi satu

TENTANG RINDU