Aku takut


Aku takut  menjadi rabun
Terpikat akan pesona rupawanmu
Aku takut menjadi tuli
Terperdaya akan ucapan manismu
Aku takut menjadi dungu
Terpukau akan angan yang masih abu-abu

Aku takut dengan hari-hari
Yang tak seindah pelangi tanpa hadirmu
Aku takut dengan bengisnya semesta
Yang tak bisa berharmoni tanpa pesanmu

Entah sampai kapan?
Menikmati ketakutan  yang semakin membuat hati gudah gulana
Entah sampai kapan?
Bermesra dengan ketakutan yang tak kunjung bermuara

Entah sampai kapan?
Aku hanya bisa mengetukNya
Hingga engkau mengetuk pintu rumahku
Entah sampai kapan?
Aku hanya bisa bermunajat
Hingga janji suci itu terucap

Entah sampai kapan?
Menantimu Duhai Tuan Yang Tak Bernama
Hingga pada saatnya kebahagiaan itu terbit

Surabaya, 22 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua menjadi satu

Untukmu Tuan Yang Belum Bernama

TENTANG RINDU