Mengapa Aku Harus Menulis

Beberapa orang beranggapan bahwa mereka menulis karena mereka ingin terkenal, tapi tidak bagi saya. Beberapa alasan mengapa saya harus menulis diantaranya adalah
            Pertama, dengan menulis kita bisa mengekspresikan ide kita ke publik. Saat banyak orang memilih mengekspresikan idenya ke publik dengan membakar ban dijalan, memblokir jalan, menjahit mulut untuk mogok makan, long march demi menuntut upah, saya memilih untuk mengekspresikannya dalam bentuk tulisan. Selain lebih santun, dengan menulis akan lebih banyak orang yang membaca dan memahami ide-ide kita.
            Alasan kedua mengapa saya harus menulis karena menulis adalah satu dari sekian banyak sarana untuk mencurahkan segala isi hati tanpa terlihat sedang curcol. Terkadang tulisan bercerita lebih banyak daripada kata-kata. Jika kegalauan kita, kegundahan kita, kegembiraan kita bisa menjadi jalan untuk membuat banak status di facebook, kenapa tidak kita alihkan untuk menuliskannya dan menjadikannya buku atau novel saja ?
            Menulis juga bisa menjadi indikator seberapa luas pengetahuan orang si penulis, betapa banyak penulis yang mampu menuliskan hal hal yang sebenarnya bukan menjadi bidangnya, tapi mereka mampu menuliskannya dengan baik? Maka, dengan menulis saya bisa mengetahui seberapa luas pengetahuan yang saya miliki.
            Menulis juga merupakan kegiatan mudah yang tidak melelahkan namun menghasilkan, ah tentu dengan beberapa aturan. Menulis yang menghasilkan itu gampang gampang. Tapi, semakin sering kita berlatih semakin berbobot tulisan kita, semakin besar peluang kita untuk menghasilkan uang dari menulis.

            Alasan terakhir kenapa saya harus menulis, dengan menulis saya bisa mengubah dunia. siapa yang tak sedih melihat keadaan ummat akhir akhir ini? siapa yang tak kecewa melihat akhlaq yang semakin buruk ? dengan apa saya bisa mengubahnya jika bukan dengan menulis? Ya, dengan menulis saya bisa memberi pencerahan terhadap ummat, dengan menulis saya bisa mengubah dunia, membawa ummat menuju kehidupan yang lebih baik, setidaknya dari sisi pemikiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Tuan Yang Belum Bernama

Dua menjadi satu

Cinta dalam diam